CahayaLampung.com (Tulang Bawang Barat) – Warga Tiyuh Indraloka Jaya, Kecamatan Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat, mempertanyakan anggaran dan realisasi Badan Usaha Milik Tiyuh setempat.
Pasalnya, penyertaan modal dan realisasi BUMT Indraloka Jaya, dinilai tidak berjalan dengan baik.
“Pengelolaan BUMT kami semakin tidak jelas, berapa nilai modalnya dan berapa keuntungan usahanya. Bahkan usaha simpan pinjam yang beberapa tahun lalu di mulai, meredup dengan sendirinya alias tidak jelas,” ucap warga Indraloka Jaya yang enggan disebutkan namanya.
Lanjutnya, selaku warga ia juga menyayangkan terkait tidak transparannya pengurus BUMT Indraloka Jaya akan anggaran yang ada.
“Secara pribadi, selama ini saya menyayangkan tidak transparannya pengurus BUMT terkait anggaran yang ada, karena ketika kita selaku warga akan melakukan pinjaman untuk modal usaha kepada BUMT, tidak pernah mendapatkan jawaban yang pasti. Sekali dua kali jawaban tersebut bisa kita terima tapi kalau sudah sering kali terindikasi dana BUMT Indraloka Jaya tidak ada,” bebernya.
Di tempat terpisah, Suparno selaku Ketua Badan Usaha Milik Tiyuh Indraloka Jaya saat dikonfirmasi terkait hal tersebut mengatakan, dana bukan tidak boleh di pinjam, akan tetapi dana BUMT Indraloka Jaya sedang dibekukan sejak satu tahun yang lalu.
“Bukannya kita itu tidak boleh, karena pada waktu itu uang tersebut di bekukan dulu, untuk buka usaha baru. Dan uang saat ini ada di bendahara karena insaalloh di pertengahan januari SK habis jadi saya bersama aparatur Tiyuh, BPT, Pengawas dan seluruh anggota BUMT akan serah terima aset BUMT kepada Tiyuh,” ucap Suparno.
Selain itu, ketika disinggung terkait anggaran BUMT Indaraloka Jaya, Suparno menjelaskan pihaknya tidak bisa meraba-raba.
“kalau angkanya kami tidak bisa meraba-raba, yang jelas sekitar 286 juta, tapi uang yang tunai berapa dan uang yang masih di tangan nasabah berapa, kami akan laporkan semua. karena sekarang juga masih berjalan dan bagian lapangan yang lebih jelas karena dia yang narik kenasabah, nanti setor ke bendahara baru kita buat kas umumnya seperti itu,” papar Suparno. (CL/AKIF)