Cahayalampung.com–Seorang petani di Kabupaten Tulang Bawang, ternyata ada yang mencoba mengembangkan budidaya pembibitan dan penanaman pohon kurma. Komoditas yang disebut identik berkembang di Arab dan timur tengah.
Dialah Yatno,ST (45 tahun), warga kampung Bawang Tirto Mulyo, Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang. Ia mengatakan mulai mempelajari tentang kurma sejak 2016, dan mempraktekan penanaman kurma sejak akhir tahun 2018.
“Saya mulai membuat pembibitan kurma di akhir tahun 2018 sebanyak sekitar 3.000 bibit dan saat ini masih terus mengembangkan pembibitan secara bertahap. Juga membuka lahan untuk kebun kurma,” urai Yatno saat ditemui di rumahnya, Senin (11/05/2020).
Ditambahkan Yatno, saat ini ia sudah memiliki 2 lokasi kebun kurma, yang kurang lebih seluas 2,5 ha. Kebun lokasi satu ditanam 380 batang kurma, dan kebun kedua 1.400 batang. Teknik jarak tanamnya pun bervariasi, sekitar 2x3m dan 3×5 untuk konsep kebun induk serta jarak tanam 5×5 m antar batang untuk konsep kebun jadi.
“Setelah saya menanam kurma ini, ternyata beberapa warga di kampung saya Bawang Tirto Mulyo dan sekitar ada yang juga tertarik menanam kurma, meskipun skalanya lebih kecil,” ungkap Yatno.
Untuk varietas kurma yang ia coba dikembangkan, Yatno menjelaskan diantaranya jenis medjool, Heng One (H1), Kolak One (KL1), Barhee, Deglednoor, Ajwa, Anbara,Kholas, Samani, Golden Valley, Um Ed Dahan dan Mabroom.
Bibit kurma tersebut, sebagian besar berasal dari semai biji yang dilakukan sendiri, dan ada beberapa batang bibit dari perbanyakan kultur jaringan/Tissue Culture jenis barhee yang di impor dari Date Palm Development – Inggris dan ghanami dari Prancis.
Sedangkan kunci keberhasilan menanam kurma agar cepat berbuah, menurutnya adalah pada perawatan yang baik. Makanya dia pun sangat serius dalam memperhatikan pertumbuhan kurmanya, mulai dari kebutuhan pemupukan, asupan nutrisi dan air, hingga penanggulangan hama. Ia pun mencontohkan seperti di Aceh dan di Thailand, jika dirawat dengan baik kebun kurma bisa berbuah dari umur 3-5 tahun.
“Semoga kebun kurma kami juga bisa cepat berbuah seperti itu. Karena jika ini berhasil maka bisa menjadi alternatif bagi petani untuk bercocok tanam di daerah kita,” ujar Yatno yang juga aktif dalam komunitas pegiat kurma di Indonesia, untuk menambah wawasannya dalam bertani kurma.
Dalam pengembangan tanaman kurma, ternyata Yatno ini, juga berjiwa sosial dengan memberikan bantuan bibit kurma kepada masjid-masjid di Kecamatan Banjar Baru dan sekitarnya yang ingin menanam kurma. Dia berikan bantuan untuk 1 kampung 1 masjid, dengan jumlah 10 bibit kurma untuk ditanam dan akan dipandu perawatan kurma tersebut olehnya.(red).