Cahayalampung.com–Viralnya pemberitaan terkait dua kakak beradik (Wagimin-Yatno) warga Kelurahan Kelapatujuh Kotabumi yang memakan bangkai kucing akibat kemiskinan dan kelaparan dibantah oleh Kepala Dinas Sosial Lampung Utara (Lampura), Erwinsyah. Menurut dia Wagimin dan adiknya Yatno memang sudah lama mengalami gangguan jiwa yang dibuktikan dengan dokumen-dokumen perawatan Yatno di Yayasan Auliarahman. Yatno (penderita gangguan jiwa berat) telah dirawat di yayasan yang menangani gangguan jiwa selama tiga bulan lebih.
“Pada dua puluh April 2018 yang lalu kami telah merujuk Yatno untuk dirawat di Yayasan Auliarahman. Dia dirawat selama tiga bulan, karena waktu itu yayasan menilai Yatno sudah membaik maka dikembalikan ke lingkungannya. Artinya pemerintah dan warga sekitar telah hadir. Jadi mereka memakan bangkai kucing bukan karena miskin atau lapar melainkan mereka mengalami gangguan jiwa,” tegas Erwin saat mengunjungi kediaman Wagimin dan Yatno di Kelapatujuh (22/9).
Erwinsyah yang saat itu juga didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Maya Mestissa mengatakan, kehadiran pemerintah tuk kesekian kali ini selain memberikan batuan sembako, pakaian, alat masak dan lain-lain adalah untuk meluruskan pemberitaan yang sedang viral saat ini bahwa perilaku dua kakak beradik itu disebabkan gangguan jiwa bukan kemiskinan dan kelaparan. “Pemerintah dan warga hadir disini. Lurah dan warga sekitar keberatan atas pemberitaan yang viral. Karena mereka merasa telah berbuat dan perhatian dalam hal memberikan makanan dan lainya kepada Wagimin dan Yatno,” ujarnya.
Lebih lanjut dia memastikan akan segera merujuk kembali Yatno ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) atau yayasan Auliarahman untuk dilakukan perawatan kembali. ” Mereka telah memiliki BPJS. Nanti dalam waktu dekat kita pastikan akan merujuk kembali Yatno untuk dilakukan perawatan kembali,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, salah satu warga sekitar mengungkapkan keberatannya atas pemberitaan yang viral saat ini. Karena mereka merasa telah memberikan perhatian kepada kedua kakak beradik yang mengalami gangguan jiwa tersebut. ” Ya kami selalu memberikan makanan setiap hari. Bahkan kami memberikan beras eh malah berasnya dicemplungkan ke sumur. Begitu juga listrik yang kerap kali dirusak Yatno kami betulkan agar mereka tetap mendapat penerangan dan aman,” ungkap Karjo warga sekitar yang diamini Lurah, Ketua Lingkungan dan RT setempat.
Masih ditempat yang sama, kerabat Wagimin dan Yatno menyatakan bahwa pihaknya selalu perhatian terhadap keduanya dengan memberikan makanan, pakaian dan lain-lain. ” Ibu saya sering mengunjungi mereka membawakan beras, pakaian dan alat masak. Tetapi tidak lama semua yang diberikan hilang entah kemana. Bahkan sering si Wagimin bermain ke rumah ibu di Candimas untuk mandi dan makan. Ketika membaca pemberitaan kami merasa kecewa seolah-olah kami keluarga tidak peduli terhadap mereka,” ujar Luis yang masih berstatus keponakan dari Wagimin dan Yatno.
Sementara Lurah Kelapatujuh, Suahmad yang turut hadir di kediaman Wagimin dan Yatno menerangkan bahwa dirinya dan masyarakat sekitar telah melakukan perhatian terhadap kehidupan dua bersaudara yang mengalami gangguan jiwa tersebut. ” Ya tiap hari kami memberikan makanan kepada mereka. Bahkan waktu itu si Yatno mencoba membakar rumahnya sendiri. Alhamdulillah dengan sigap kami berhasil memadamkan api meski dapur mereka habis terbakar. Intinya langkah-langkah sosial telah kami lakukan terhadap mereka,” terang Suahmad.
Diketahui, Wagimin dan Yatno bebarapa tahun belakangan ini tinggal berdua saja di kediamannya. Kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu telah meninggal dunia. Sejak lama kakak beradik ini memang mengalami gangguan jiwa hanya saja adiknya yang bernama Yatno mengalami gangguan jiwa yang lebih parah dari kakaknya Wagimin. Kehidupan mereka semenjak ditinggal kedua orang tuanya memang sangat bergantung dari warga sekitar yang kerap kali memberikan makanan, baju, uang dan sebagainya. (red)