TULANG BAWANG – Warida (34) dan bayi dalam kandungannya meninggal dalam kondisi memprihatinkan di Rumah Sakit Mutiara Bunda (RSBM), yang beroperasi di jalan lintas timur Kampung Tunggalwarga, Kecamatan Banjaragung, Kabupaten Tulangbawang, sekitar pukul 21.05 WIB, Kamis malam (14/2/2020).
Ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kampung Kahuripan Jaya, Kecamatan Banjarbaru itu, diduga tidak mendapatkan penanganan serius dari pihak RSMB. Lebih kurang tiga jam mengalami pendarahan di ruang kebidanan / spesialis anak, namun tidak kunjung mendapatkan penanganan medis.
Berdasarkan dari keterangan Ardiansyah, adik kandung Warida, awalnya almarhum dibawa ke Puskesmas Lebuh Dalem Kecamatan Menggala untuk melakukan pemeriksaan kandungan.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, kemudian langsung di rujuk ke RS Mutiara Bunda guna mendapatkan penanganan medis secara maksimal,”ujarnya, di RS Mutiara Bunda, Sabtu (15/2/2020).
Dia menerangkan, Warida tiba RS Mutiara Bunda sekitar pukul 17.46 WIB, dan dimasukan kedalam ruangan kebidanan atau ruang anak. Tidak masuk di Unit Gawat Darurat (UGD) dalam kondisi pendarahan.
“Kami bingung dengan penanganan di rumah sakit. Kakak saya tidak langsung mendapatkan penanganan medis yang maksimal. Kakak saya dibiarkan pendarahan selama berjam – jam. Tidak ditangani dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 21.05 WIB,”terangnya panjang.
Ardiansyah menambahkan, saat itu, seluruh keluarga bingung dengan sikap pihak rumah sakit yang tidak melakukan penanganan secara maksimal, selama berjam – jam kami tidak mendapatkan informasi dan pemberitahuan dari rumah sakit untuk penanganan operasi dan lainnya.
“Kami sangat menyesalkan atas sikap pihak rumah sakit yang terkesan lambat dalam penanganan medis. Pasiran dibiarkan berjam – jam mengalami pendarahan dan tidak mendapatkan penanganan. Sehingga ibu dan bayi meninggal dunia,”kata dia.
Pihak RS Mutiara Bunda Hartati saat dikonfirmasi wartawan mengaku bahwa pihak RS sudah melakukan penanganan secara maksimal. Tim medis sudah menjalankan sesuai protap dan prosedurnya.
“Saat datang ke rumah sakit kondisi bayi sudah meninggal di dalam kandungan. Pihak rumah sakit sudah melakukan penanganan. Penanganan medis harus melalui proses dan prosedurnya,”kata Hartati, saat di konfirmasi via ponselnya, Jumat (14/2/2020).
Terjadinya kasus AKI dan AKA setidaknya menjadi pukulan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang terbilang gagal dalam upaya mencegah, meminimalisir dan menangani Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). (SBP)