Beranda Lifestyle Program PTSL Trimulya Jaya, Diduga Jadi Bahan Bancakan Oknum Aparatur Kampung

Program PTSL Trimulya Jaya, Diduga Jadi Bahan Bancakan Oknum Aparatur Kampung

376
0
BERBAGI

Cahayalampung.com–Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kampung Trimulya Jaya, Kecamatan Banjaragung, Tulangbawang diduga jadi bahan bancakan oknum aparatur kampung.

Sebab, dalam penerbitan buku sertifikat tanah gratis melalui program PTSL yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dengan tujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam hal melegalkan hak atas tanahnya, justru jadi bahan mencari keuntungan.

DN salah satu warga kampung setempat mengaku, pungutan penerbitan sertifikat program PTSL dinilai sangat memberatakan dirinya, karena harus mengeluarkan dana jutaan rupiah. Dana tersebut sambungnya, disetorkan ke oknum aparatur kampung yang menjadi panitia PTSL.

“Orang desa ,yang minta biaya penebusan sertifikat tanah. Dia bilang, nanti ini buku sertifikat tanah nebus yah, Rp1,5 juta, alau sudah jadi untuk satu bukunya. Kalau belum jadi bayar Rp500 dulu,” kata DN, Jumat (16/8/2019).

Sumber lain yang enggan disebutkan namanya turut menyatakan hal senada. Dirinya mengaku, baru menyetorkan dana Rp500 ribu kepada panitia program PTSL sebagai biaya pendaftaran.

“Angka yang diminta sama orang desa itu Rp1,5 juta untuk satu buku per bidang. Tapi masih saya bayar Rp500 ribu. Sesudah jadi sertifikatnya suruh ngelunasin kekurangannya,” kata dia.

“Jadi modusnya itu awal masukin berkas di pungut biaya sebesar Rp500 ribu. Nah setelah sertifikat jadi, masyarakat menebus sebesar Rp1 juta,” tambah dia.

Dia menyatakan, jika dana jutaan rupiah tersebut disetorkan langsung kepada aparatur kampung yang ditunjuk menjadi panitia PTSL.

“Dulu untuk yang menarik biaya PTSL itu, Pak Carik yang lama (Makruf red) sama pak RT (Gio red) beserta pak lurah,” ujar dia.

Baginya, dana sebesar itu sangat memberatkan lantaran kondisi ekonominya yang hanya berpenghasilan pas-pasan.

“Mungkin kalau untuk yang mampu sah-sah saja. Nah kalau buat yang gak ada duit atau yang gak mampu sama aja diperas masyarakat. Kalau buat saya sih wajar kalau cuma untuk uang bensin atau uang lelah. Asal jangan keterlaluan angkanya,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Kampung Trimulya Jaya, Kecamatan Banjaragung, Tulangbawang Ujang Wahyu Utomo saat dibubungi tidak memberi jawaban meski nomor ponselnya dalam keadaan aktif. (red).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here