Cahayalampung.com — Sistem swakelola pelaksanaan proyek infrastruktur yang diterapkan Pemkab Mesuji mulai dilirik kabupaten Tulangbawang.
DPRD Tulangbawang tertarik untuk mengadopsi sistem yang menjadi salah satu inovasi Bupati Mesuji Khamami itu.
Dari Tulangbawang, wacana untuk mengadopsi sistem swakelola terhadap proyek proyek infrastruktur yang telah dilakukan Pemkab Mesuji itu diawali dengan kunjungan studi banding dari DPRD Tulangbawang.
Sebagai bentuk keseriusan untuk mengadopsi sistem swakelola itu, Rabu (15/08/2018) lalu, DPRD Tulangbawang mengutus dua anggotanya, yakni Ferry Yansirona dari Komisi III dan Bambang Semedi dari Komisi IV bertandang ke Mesuji.
Mereka diterima Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mesuji Najmul Fikri.
Dalam kunjungan itu, dua anggota DPRD Tuba belajar mengenai tata cara sistem swakelola yang dilakukan Kabupaten Mesuji.
Ferry Yansirona mengatakan, apa yang dilakukan Mesuji dengan sistem swakelolanya perlu ditiru oleh kabupaten lain.
Ini karena sistem tersebut dinilai bisa lebih hemat anggaran ketimbang dengan sistem konvesional.
“Kita lihat apa yang telah dilakukan Mesuji kami pikir perlu diadopsi dan kembangkan di Tuba. Untuk itu, kami hadir di Mesuji untuk melihat langsung bagaimana program ini direncanakan, dilaksanakan, dan bagaimana program ini dievaluasi,” kata Ferry kepada Tribun, Rabu.
Politisi Partai NasDem itu mengatakan, menjadi penting bagi daerah lain untuk mengetahui bagaimana Kabupaten Mesuji bisa menerapkan sistem swakelola yang lebih hemat anggaran dibanding dengan sistem konvensional.
Hal yang paling penting, menurut Ferry, untuk mengetahui apakah sistem tersebut tidak berbenturan dengan aturan hukum yang ada.
“Kami sedang mengkaji apakah sistem ini bisa diadopsi di Tuba. Tugas kami dari DPRD adalah mendorong bagaimana Pemkb Tuba juga bisa mencontoh pelaksanan pembangunan seperti yang dilakukan Mesuji. Kalau sistem ini lebih efektif dan efisien, kenapa tidak juga kita lakukan,” paparnya.
Pada tahap awal ini, Ferry mengatakan, pihaknya mengawali dengan menjajaki apakah sistem swakelola bisa dilakukan oleh Tulangbawang atau tidak.
“Ini lebih efisien dan efektif. Menurut kita ini sesuatu yang baru. Karena ada ruang untuk pelaksanaan swakelola. Toh sistem swakelola ini tidak menghilangkan peran kontraktor,” kata Ferry.
Dimulai dengan apa yang telah dilakukan Mesuji, tambah Ferry, muncullah pemikiran untuk mewacanakan program ini agar juga bisa dilaksanakan di Tulangbawang.
“Secepatnya akan kita laporkan dengan pimpinan hasil studi ini. Nanti akan kita kaji dan kita diskusikan. Karena menurut kami ini lebih efektif, efisien, transparan, dan bisa lebih mudah di awasi,” tandasnya.
Kepala Dinas PUPR Mesuji Najmul Fikri mengapresiasi studi yang dilakukan Tulangbawang untuk mengadopsi sistem swakelola yang telah dilakukan Mesuji.
“Sudah dua daerah di Lampung yang belajar sistem swakelola di Mesuji. Sebelum Tulangbawang, dari Dinas PUPR Kabupaten Tulangbawang Barat juga datang ke sini untuk belajar sistem swakelola,” tandas Kiki, sapaan akrab Najmul Fikri.
Bupati Mesuji Khamami membuat terobosan yang tak dilakukan daerah lain. Yakni, menerapkan sistem swakelola untuk proyek-proyek infrastruktur di Mesuji. Dengan sistem ini, pemkab bisa berhemat banyak.
Swakelola maksudnya proyek-proyek itu dikerjakan sendiri oleh pemkab. Mulai dari alat berat sampai tenaga kerja. Yang diserahkan ke pihak luar hanya pengadaan material seperti semen hingga pasir.
Untuk kepentingan ini, pemkab membeli alat berat. Khamami menjamin tak ada daerah di Lampung yang memiliki alat berat selengkap Mesuji. (Advertorial)