Beranda Advertorial Dinas Kesehatan Lampung Tengah Sosialisasi Penyakit Cacingan

Dinas Kesehatan Lampung Tengah Sosialisasi Penyakit Cacingan

2306
0
BERBAGI

LAMPUNG TENGAH, (CL) -Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Sosialisasi Penyakit Cacingan. Penyakit cacingan sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar kalangan masyarakat.

Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah, ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah. Gejala penyakit cacingan pun akan sulit dideteksi, jika jumlah cacing yang bersarang dalam tubuh masih sedikit.

Cara masuknya cacing ke dalam tubuh beraneka ragam. Cacing gelang yang bersarang dalam tubuh dengan jumlah telur infektif 100.000-200.000 perhari biasanya masuk melalui makanan. Untuk cacing cambuk, telur infektif yang ada di dalam tubuh sebanyak 3000-5000 dalam waktu 3-6 minggu biasanya juga masuk lewat makanan.

Sedangkan telur cacing tambang biasanya bisa berkembang dalam tubuh lewat makanan dan kulit. Telur cacing cambuk yang infektif bisanya berjumlah 9000-10.000 dalam waktu 3 hari.

Berkembangnya penyakit ini juga dipengaruhi banyak faktor mulai dari faktor iklim tropis, kebersihan tubuh, sanitasi lingkungan, sosial ekonomi dan kepadatan penduduk.

Gejala dan tanda :

– Pada kasus infeksi cacing ringan, tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala nyata. Gejala lan yang harus dikenali adalah lesu, tak bergairah, suka mengantuk, badan kurus meski porsi makan melimpah, serta suka menggaruk-garuk anusnya saat tidur karena bisa jadi itu pertanda cacing kremi sedang beraksi.  Gangguan ini menyebabkan, kurang zat gizi, kurang darah atau anemia. Berkurangnya zat gizi maupun darah, keduanya berdampak pada tingkat kecerdasan, selain berujung anemia.  Anemia akan menurunkan prestasi belajar dan produktivitas. Menurut penelitian, anak yang kehilangan protein akibat cacing tingkat kecerdasannya bisa menurun.  Anemia kronis bisa mengganggu daya tahan tubuh anak usia di bawah lima tahun (balita).

– Tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Ascaris pada cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian.

– Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat  menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.

Cacing-caing ini bisa bertahan hidup karena mendapat nutrisi dari menyerap darah di dinding usus dan sari makanan yang kita makan. Cacing yang kerap menyerang manusia setidaknya ada empat jenis antara lain: cacing kremi, cacing gelang, cacing pita, dan cacing tambang.

Hal ini penting untuk dibedakan karena masing-masing cacing memiliki ciri atau gejala yang khas atau berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, artikel ini akan berfokus pada gejala cacingan dari empat jenis cacing di atas.

Pertama, cacing kremi, cacing ini banyak menyerang anak-anak di Indonesia. Cacing ini berukuran kecil dengan panjang sekitar ¼ untuk ½ inci. Cacing kremi menginfeksi usus, namun sering juga orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Ketika malam hari, cacing betina bergerak menuju liang anus (dubur) karena ingin bertelur. Aktifitas cacing inilah yang memberikan gejala khas cacing kremi yaitu anak tidak bisa tidur karena anusnya gatal. Infeksi cacing kremi sangat menular dan menyebar dengan sangat mudah disebabkan kurangnya kebersihan tangan pada anak-anak. Pasalnya, ketika anak menggaruk anusnya kemudian bersentuhan tangan dengan kawannya, lalu tangan tersebut digunakan untuk makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, maka kawannya tadi bisa tertular. Ciri-ciri cacing kremi pada tubuh yaitu nyeri, perut mual, gatal-gatal yang intens pada pembukaan dubur atau vagina yang berakibat sulit tidur.

Ke dua, cacing gelang, cacing ini termasuk berukuran besar mendekati ukuran cacing tanah pada umumnya. Cacing ini hidup menginfeksi usus kecil maupun usus besar. Hidup dan berkembang biak di dalam usus manusia. Namun sayangnya, biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas, seseorang bisa tahu karena melihat adanya cacing pada tinja atau feses yang keluar. Gejala cacing gelang pada tubuh seperti nyeri perut, mual, muntah, diare atau tinja berdarah, batuk kering, berat badan turun, terdapat cacing pada muntah atau tinja, jika jumlahnya banyak dapat menyumbat usu (obstruksi). Gejala di atas dapat muncul pada 4 sampai 16 Hari setelah menelan larva cacing gelang dan bisa menjadi sangat serius jika infeksi tersebut berasal dari telur yang banyak.

Ke tiga, cacing pita, cacing ini bisa menyerang manusia karena tertelan melalui air dan makanan-makanan yang terkontaminasi dengan larva dan telur cacing pita. Jika telur cacing pita tertelan, mereka cenderung untuk menjauh dari daerah usus dan berkembang menjadi kista pada organ dan jaringan tubuh lainnya. Hal ini dikenal sebagai infeksi cacing pita invasif. Namun, jika yang tertelan berupa larva cacing pita maka akan tumbuh menjadi cacing pita dewasa dalam usus. Gejala-gejala infeksi cacing pita tergantung pada bagian tubuh, apakah pada usus atau pada organ tubuh lain (invasif). Gejala dan ciri-ciri cacing pita pada usus yaitu nyeri, perut mual, diare, malabsorbsi nutrisi, berat badan menurun, kelelahan. Sedangkan gejala cacing pita invasif seperti kejang-kejang, demam, terdapat benjolan/Kista.

Ke empat, cacing tambang, gejala pada tubuh dari cacing ini awal mulanya tidak spesifik seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, sakit perut dan badan kurus. Cacing akan menggigit dinding usus halus untuk menghisap darah manusia dan sebagian darah keluar ke lumen usus sehingga menyebabkan BAB berdarah. Gejala lain cacing tambang antara lain anemia, nyeri perut bagian atas, demam, batuk, ruam yang menonjol dan terasa gatal. Cacing ini juga menyebabkan Cutaneous larva migrans atau creeping erruption, yaitu ada migrasi larva di kulit. Ditandai dengan timbul kelainan pada kulit berupa erupsi peradangan berbentuk lurus atau berliku-liku yang menonjol di atas permukaan kulit.

Jika menjumpai ciri-ciri atau gejala-gejala cacingan yang telah diinformasikan di atas sebaiknya langsung periksakan ke dokter agar mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum terlambat. (Advertorial)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here