LAMPUNG, (CL) – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Lampung dianggap gagal dalam mengatasi masalah bencana alam yang melanda Provinsi Lampung dalam beberapa hari terakhir.
Terbukti dalam bencana banjir yang terjadi di sejumlah tempat di Lampung, pemda baru lima hari berikutnya mengambil tindakan dengan memberi bantuan, dengan alasan prosesnya sulit.
Tidak menutup kemungkinan bencana alam seperti ini kembali terjadi, karena intensitas hujan saat ini tinggi dan sulit diprediksi. Dampak banjir akan dirasakan yakni warga kehilangan sumber penghasilan karena sawah, ladang dan kolam terendam banjir.
Didi korban banjir di Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur mengandalkan sawah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun banjir telah merusak tanaman padinya sehinga tidak bisa panen.
“Tidak bisa panen akibat terendam banjir, padi yang hampir panen jadi busuk dan yang sedang tumbuh mati terendam,” kata dia.
Dirinya pun harus rela mengungsi dari tempat tinggalnya, karena ikut terendam banjir dan sejauh ini tidak ada tindakan dari pemerintah daerah provinsi.
Untuk kabupaten sudah ada tindakan, langsung direspon cepat untuk bantuan dan yang lainnya.
Kusairi warga Kampung Cabang, Kecamatan Bandarsurabaya, Kabupaten Lampung Tengan pun merasakan hal yang sama. Ternak ayam dan ikan adalah salah satu sumber penghasilannya, selain bertani.
Banjir sejak pekan lalu tidak hanya membuat warga harus mengungsi ke tenda darurat, tapi juga menghabiskan ternak ayam dan ikan yang diharapkan bisa menambah pengahasilan.
“Kalau perabotan rumah tangga basah atau sedikit rusak, tapi yang kami pikirkan untuk menyambung hidup bagaimana karena seluruh ternah hanyut dan ladang terendam banjir,” ucapnya.
Direktur Walhi Lampung Hendrawan mengatakan seharusnya ada langkah jangka pendek untuk mengatasi ini, sebab masalah seperti sekarang sudah menjadi wewenang pemerintah provinsi.
“Minimal ada perbaikan yakni normalisasi sungai secara cepat, apa lagi kita sudah mengetahui titik banjirnya,” kata dia.
Untuk tindak jangka panjang mulai melakukan penghijauan dengan penanaman mangrove di pinggir sungai.
“Harus ada sistem peringatan dini, apa bila curah hujan tinggi sirine akan berbunyi,” kata dia.
Volume hujan saat ini sangat tinggi dan seluruh pihak harus waspada, apa lagi hutan di Lampung sudah mengalami kerusakan hingga 65 persen. (rel/red)