LAMPUNG, (CL) – Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Lampung bekerja sama dengan Komunitas Sosial Kemanusiaan Panda mengadakan screening payudara gratis menggunakan ECTV (Electrical Capacitive Volume tomografi).
Ketua IKWI Lampung Ika Supriyadi mengatakan, acara ini sengaja digelar agar para wanita mendapatkan pemahaman tentang gejala serta penanganan kanker, khususnya kanker payudara.
Menurut dia, wanita sangat rentan terkena kanker payudara. “Kanker payudara lebih besar mengancam jiwa wanita, bila dibandingkan dengan kanker sefvik,” terangnya.
Dengan acara ini, Ika berharap para wanita mendapatkan pemahaman yang benar tentang bahaya kanker payudara sehingga dapat melakukan antisipasi dini, termasuk menjalankan pola hidup sehat.
“Kalau sudah tahu bahayanya, mudah-mudahan kita sadar dan dapat menjaga diri serta keluarga dari kanker,” harapnya.
Ika menjelaskan, IKWI menggandeng komunitas Panda karena lembaga sosial ini punya kepedulian dan selama ini fokus menangani masalah kanker.
“Kebetulan Panda hendak mengadakan pemeriksaan gratis, kemudian IKWI menyambut baik dan menjalin kerja sama,” ungkapnya.
Sedangkan, Ketua Komunitas Sosial Kemanusiaan Panda, Nunung menuturkan, komunitas yang dipimpinnya itu melakukan berbagai kegiatan guna membantu para penderita kanker, khususnya bagi penderita kurang mampu.
“Komunitas kita dengan rekan-rekan ini, membantu pasien yang kurang mampu. Kami membantu mencarikan dana untuk penderita tersebut,” terangnya.
Nantinya, lanjut dia, pasien akan diberikan alat ECTV, yang gunanya untuk menghancurkan sel kanker.
“Alat ini lebih baik dari pada kemoterapi yang efek sampingnya banyak. Memang harganya cukup mahal. Maka untuk mereka yang kurang mampu, kita bantu carikan dana agar mereka bisa punya alat ini,” terangnya.
Pada kegiatan yang digelar bersama IKWI Lampung ini, kata dia, memberikan pemeriksaan gratis terhadap kaum wanita agar dapat melakukan pencegahan kanker payudara sejak dini.
“Setiap kita punya potensi kena kanker. Tapi, faktor yang paling berpengaruh yakni pola hidup, obesitas dan yang utama genetik. Itu yang dapat memicu kanker,” terangnya. (rls/red)