MALANG, (SMSI)—Nama Kolonel Infanteri Kohir semakin menjadi sorotan publik sejak dipercaya memimpin Korem 083/Baladhika Jaya pada 3 Mei 2025. Di tengah dinamika sosial Malang Raya hingga wilayah timur Jawa Timur, ia tampil sebagai sosok komandan dengan gaya kepemimpinan yang membumi, humanis, dan sangat adaptif terhadap perubahan zaman.
Karakter Kolonel Kohir seolah menjawab kebutuhan masyarakat hari ini: pemimpin TNI yang tidak hanya tegas, namun juga komunikatif, terbuka pada media, serta cepat merespons persoalan publik. Inilah yang membuatnya dinilai sebagai salah satu wajah baru kepemimpinan TNI AD yang lebih relevan dan lebih dekat dengan rakyat.
Pemimpin yang Merangkul Media dan Membangun Ruang Dialog
Sejak hari pertama menjabat di Malang, Kolonel Kohir langsung menunjukkan arah kepemimpinannya: TNI harus hadir dan dapat dipahami publik. Ia pun menginisiasi pertemuan terbuka dengan wartawan se-Malang Raya, langkah yang jarang dilakukan pada awal kepemimpinan seorang komandan korem.

Dalam sesi itu, ia menyampaikan pesan sederhana namun sarat makna:
“Komunikasi adalah pondasi kepercayaan. Media bukan lawan; media adalah mitra untuk membangun opini publik yang sehat.”
Pernyataan tersebut menjadi fondasi hubungan harmonis antara Korem 083 dan media. Sebab, di era informasi cepat, narasi yang tepat jauh lebih berpengaruh daripada sekadar kekuatan fisik. Bagi Kolonel Kohir, kejujuran, transparansi, dan pendekatan humanis adalah kunci mempertahankan kepercayaan rakyat kepada institusi TNI.
Rekam Jejak Panjang yang Membentuk Kepemimpinan Humanis
Lahir di Karawang dan tidak berasal dari keluarga militer, Kolonel Kohir menempa kariernya dari bawah. Ia menjalani penugasan di berbagai daerah dengan karakteristik dan tantangan berbeda—mulai dari Sumatera Utara, Lampung, Papua Barat, Jakarta, hingga kini Malang.
Pengalaman tersebut membentuk pandangannya bahwa kepemimpinan harus dilandasi empati dan kehadiran.
“Prajurit itu amanah rakyat. Maka kedekatan itu tidak boleh hilang. Kita harus hadir, mendengar, dan memberi manfaat,” ujar Kolonel Kohir kepada media ini, Senin 10 Oktober 2025.
Sikap humanis inilah yang menghidupkan kembali semangat kemanunggalan TNI dan rakyat, terutama di daerah yang rawan bencana, konflik sosial, maupun persoalan agraria.
Program PRODUKTIF: Arah Baru Kepemimpinan Korem 083
Salah satu terobosan Kolonel Inf Kohir adalah penguatan Program PRODUKTIF, sebuah konsep sederhana namun kuat yang ia jadikan pedoman kerja seluruh prajurit di jajarannya.
Program ini merupakan akronim dari:
✅ PRO — Profesional
Prajurit dituntut bekerja disiplin, terukur, berintegritas, dan mengutamakan kualitas pada setiap penugasan.
✅ DUK — Mendukung Program Pemerintah dan Komando Atas
Korem harus menjadi motor penggerak pembangunan daerah, ketahanan pangan, mitigasi bencana, hingga penguatan sosial masyarakat.
✅ TIF — Adaptif dan Inisiatif
Prajurit diarahkan untuk tidak menunggu perintah dalam menghadirkan solusi. Adaptif terhadap kondisi lapangan dan berani mengambil inisiatif menjadi ciri utama prajurit PRODUKTIF.
Menurut Kolonel Kohir, prajurit harus menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pelaksana komando.
“Prajurit PRODUKTIF itu hadir tepat waktu, memberi manfaat nyata, dan berani mengambil langkah untuk rakyat,” tegasnya.
Implementasi PRODUKTIF terlihat jelas dalam berbagai kegiatan lapangan—mulai dari TMMD, karya bakti, pemberdayaan UMKM, edukasi mitigasi bencana, program ketahanan pangan, hingga keterlibatan aktif TNI dalam persoalan kemasyarakatan.
Kehadiran yang Menguatkan Kepercayaan Publik
Di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks, kehadiran Kolonel Kohir membawa warna baru bagi TNI di Malang Raya. Ia menempatkan pendekatan humanis sebagai bagian integral dari operasi militer selain perang (OMSP), sekaligus memperkuat hubungan pemerintah daerah, media, dan masyarakat.
Korem 083 kini dinilai lebih responsif, lebih hadir, dan lebih dekat dengan warga. Pendekatan Kolonel Kohir yang memilih turun langsung ke lapangan—dari sawah, pasar, hingga desa terpencil—menghadirkan citra baru TNI yang tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga ikut membangun.
“Selama negara memanggil, saya tetap prajurit rakyat. Itu prinsip saya,” ujarnya menutup sebuah sesi dialog internal.
Penutup: Pemimpin TNI dengan Wajah Baru
Dalam diri Kolonel Inf Kohir, publik melihat gabungan antara ketegasan militer, kecerdasan situasional, dan empati sosial. Ia menunjukkan bahwa seorang Danrem bukan hanya penjaga stabilitas wilayah, tetapi juga penjembatan aspirasi masyarakat dan representasi TNI yang humanis.
Dengan program PRODUKTIF dan pendekatan komunikatif, Kolonel Kohir membawa Korem 083/Baladhika Jaya ke arah yang lebih modern, adaptif, dan dekat dengan rakyat—sebuah wajah baru TNI yang sangat dibutuhkan di era perubahan cepat saat ini.(Penrem083)













