
Tulang Bawang, Cahayalampung.com–Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Mohammad Mukri, seluruh jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulang Bawang Masa Khidmah 2025–2030, yang baru saja dilantik bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang untuk mewujudkan program-program yang berdampak nyata.
Menegaskan bahwa menjadi pengurus NU haruslah berorientasi pada karya nyata, bukan sekadar omon-omon. Beda pandangan pikiran sudah biasa, NU dipitnah tidak akan rusak, NU diserang tidak akan habis, NU hari ini hampir semua kepala daerah di Lampung punya irisan NU.
“Hari ini saya bangga melihat Bupati Tulang Bawang Qudratul Ikhwan, ikut dilantik bersama PCNU Tulangbawang, sebagai Mustasyar. Karena jangan diragukan lagi Nahdlatul Ulama dalam mengawal kemajuan Bangsa Indonesia,” terang Mohammad Mukri, saat Pelantikan PCNU Kabupaten Tulang Bawang Masa Khidmah 2025–2030 yang digelar di Pesantren Nurul Fattah, Penawar Jaya, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Ahad 18 Mei 2025.
Prof Mukri berharap seluruh jajaran pengurus NU di berbagai tingkatan mampu bersinergi dengan semua elemen, baik pemerintah, pesantren, maupun masyarakat, untuk mewujudkan program-program yang berdampak nyata.
“Jabatan di NU adalah ladang khidmah. Maka ukurannya bukan seberapa banyak kata yang diucapkan, tetapi seberapa besar kebaikan yang dihadirkan melalui kerja-kerja nyata,” ujarnya pada acara yang dihadiri oleh Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar ini.
Ditempat yang sama Bupati Tulang Bawang, Qudratul Ikhwan menjelaskan makna tagline pembangunan daerah yakni “UDANG MANIS”, yang merupakan singkatan dari Unggul, Damai, Nyaman, Guyub, Mandiri, Agamis, Natural, Inovatif, dan Sejahtera.
Ia menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut sejalan dengan semangat Nahdlatul Ulama dalam membangun peradaban dan harmoni sosial. Pertama adalah unggul yakni menggambarkan cita-cita menjadikan Tulang Bawang sebagai daerah yang memiliki daya saing tinggi di berbagai bidang, baik pendidikan, ekonomi, infrastruktur, maupun sumber daya manusia.
Selanjutnya Damai yakni menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat yang beragam, agar tercipta suasana kondusif untuk pembangunan yang berkelanjutan.
“Nyaman yakni terciptanya lingkungan hidup dan tatanan sosial yang membuat masyarakat merasa aman, tenteram, dan betah tinggal di Tulang Bawang,” katanya.
Selanjutnya, Guyub yang merujuk pada semangat kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas antarelemen masyarakat. Guyub menjadi kunci memperkuat kekompakan sosial dan mempercepat pembangunan. Mandiri adalah mengarah pada penguatan potensi lokal agar masyarakat tidak bergantung pada bantuan luar, tetapi mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam mengelola ekonomi dan kehidupan sosial.
Selanjutnya adalah Agamis yakni mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, serta memperkuat pendidikan spiritual dan moral. Natural, menggambarkan komitmen untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Inovatif, mendorong lahirnya ide-ide baru, teknologi tepat guna, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik,” katanya.
Yang terakhir adalah Sejahtera yakni merupakan tujuan akhir dari seluruh upaya pembangunan, yakni meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh, baik secara ekonomi, sosial, maupun spiritual. Dengan tagline ini, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang berusaha membangun identitas dan arah pembangunan yang holistik, inklusif, dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat kolaborasi bersama berbagai pihak, termasuk Nahdlatul Ulama.
Ia berharap pelantikan ini diharapkan menjadi titik awal penguatan peran NU di Tulang Bawang dalam bidang keagamaan, sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, seiring dengan visi daerah yang berdaya saing dan berakhlakul karimah.
Ketua PCNU Tulang Bawang, KH Zaenul Mustofa, mengucapkan selamat kepada Bupati Tulang Bawang Qudratul Ikhwan yang sudah ikut bergabung dan dilantik sebagai Mustasyar, kedepan kita akan terus bersinergi, karena sebelumnya kita sudah bersama-sama bersinergi ikut serta dalam pembangunan kabupaten Tulang Bawang.
“Kita akan terus bersinergi bersama Pemkab Tulang Bawang, ulama, Umaroh, sampai kabupaten yang punya tekline ‘Udang Manis’ menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya),” terang KH Zaenul Mustofa.(red)